KALBAR.KABARDAERAH.COM, KETAPANG – Ratusan rumah di beberapa desa di Kecamatan Simpang Dua, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat habis terendam banjir. Akibatnya ratusan warga pun harus mengungsi ke dataran tinggi.
Selain merendam rumah warga, banjir juga membuat beberapa akses jalan terputus dan membuat beberapa lokasi menjadi terisolir.
Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kecamatan Simpang Dua, Martinus Dadho membenarkan kalau telah terjadi banjir dibeberapa desa yang ada di Kecamatan Simpang Dua.
Ia mengaku banjir yang terjadi Senin pagi akibat hujan yang terjadi sejak hari Minggu, dan hari ini Selasa (22/9/2020) menjadi semakin tinggi karena hujan yang terus terjadi membuat banyak masyarakat mengungsi.
“Ketinggian air bervariasi, bahkan dibeberapa titik paling parah diantaranya di Duaun Sekucing Baru Desa Semandang Kanan, dan air di sana juga sudah mencapai atap rumah warga,” terang Dadho.
Disana pula, lanjutnya ada beberapa kampung yang berada di Desa Semandang Kanan, diantaranya Bengkolok, Sekatak, Tolok Mas, Burang, Samak, Sungai Payan, Sedamar, Sungai Dua, Pani, Mpringat serta Sungai Tontang yang terdampak paling parah terdampak banjir.
Dadho menerangkan, dari informasi yang didapatnya dari warga untuk desa yang terlanda banjir diantaranya Desa Semandang Kanan, Kamora, Pampar Sebomban, dan Mekar Raya.
“Bahkan sudah banyak warga yang terpaksa pasrah meninggalkan harta mereka dan rumah untuk mengungsi ke dataran yang cukup tinggi,” tuturnya.
Menurut Dadho banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Simpang Dua kali ini dinilai paling parah, bahkan banjir ini memutuskan jembatan penghubung antara Desa Mekar Raya dan Semandang Kanan.
“Bulan Februari sempat banjir, tapi tidak separah ini. Banjir sangat parah, bahkan jembatan penghubung Desa Mekar Raya dan Semandang Kanan yang baru selesai diperbaiki terputus kembali,” jelasnya.
Dadho berharap agar pemerintah melalui instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Ketapang dapat segera mengirimkan bantuan dan membantu evakuasi terhadap masyarakat yang saat ini masih terisolir, meskipun saat ini diakuinya anggota TNI, Polisi dan pihak terkiat telah bahu membahu melakukan evakuasi.
(agsh)
Discussion about this post