KETAPANG,KalBar,KD – Rencana masuknya proyek Penyedian Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Ulak Medang, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Di Khawatirkan warga terancam gagal. Pasalnya, menurut Harjo Yudanto salah satu warga didampingi warga lainnya Lajuardi mengungkapkan, terkendala pembayaran dana awal terlebih dahulu secara Swadaya dari masyarakat sebesar Rp.12,5 juta tidak bisa ter penuhi.
“Dana itu untuk pemancing agar proyek tersebut bisa masuk kedesa kita, karena masyarakat tidak ada yang mampu menyumbang, kami berinisiatif meminta talangkan dana itu terlebih dahulu dengan Kepala desa (Kades). Tapi Kades nampaknya tidak mau ada kebijakan menalangkan”, ungkap, Harjo yang diaminkan Lajuardi kepada awak media, di Ketapang, Rabu,(26/07).
Untuk anggaran proyek PAMSIMAS yang berasal dari anggaran APBD 2017, dari Dinas Kesehatan Ketapang itu, dikatakan Harjo keseluruhan anggarannya berkisar Rp.200 juta lebih.
“Maksud masyarakat Kades punya inisiatif lah, supaya proyek ini bisa masuk, jangan sampai ditunda dan Kades jangan sampai lepas tangan. Sebab programnya kan sudah mau jalan ditahun ini”, cerca, Harjo dengan geram.
Menurutnya, masyarakat dengan jumlah
sekitar 210 KK sangat menginginkan proyek air bersih tersebut bisa masuk kedesa mereka,karena minimnya air bersih yang mereka dapat.
“Selama ini kita mengandalkan air dari Sungai Pawan untuk di konsumsi, habis tidak ada sumber air bersih lainnya lagi untuk kita gunakan”, ujar, Harjo.
Ditambahkan, Lajuardi, padahal kalau memang Kades mau mengingin kan proyek air bersih itu masuk Kedesa anggarannya pasti ada. Karena diketahuinya Pendapatan asli desa yang bersumber dari Kas tanah desa seluas 6 Hektar yang dibayarkan oleh PT.BGA tiap per triwulan sebesar Rp.20 juta.Belum lagi ditambah adanya pemasukan dari biaya Speed boad desa yang selalu dicarter orang.
Dia berharap, agar Kades mempunyai kebijakan dan tidak melepaskan pembangunan proyek PAMSIMAS tersebut.
“Kalau sampai terlepas PAMSIMAS itu kemungkinan susah untuk kita dapat kan lagi, karena pembangunan itu tidak semua desa yang mendapatkan nya “, tandas, Lajuardi. (AgsH)
Discussion about this post