KALBAR.KABARDAERAH.COM, KETAPANG – Pasca dua pekan setelah aksi anarkis yang dilakukan massa, kini PT Sultan Rafli Mandiri (SRM) masih lengang tanpa aktivitas.
Hal itupun tak hanya membuat perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan emas itu merugi, namun juga berdampak bagi Warga Dusun Pemuatan Batu, Desa Nanga Kelampai yang menggantungkan perekonomian mereka di SRM.
Kepala Dusun Muatan Batu, Samsul Arifin (40) mengatakan, masyarakat di dusunnya sangat berharap perusahaan Sultan Rafli Mandiri bisa cepat beroperasi.
Menurutnya selama ini perekonomian masyarakat yang terdiri dari 135 Kepala Keluarga di Dusun Muatan Batu 40 persennya yang bekerja di Perusahaan SRM, kini melesu perekonomian.
“Dengan adanya perusahaan berjalan dan beraktivitas, tentu warga-warga yang memiliki warung sembako maupun alat elektrononik bisa terbantu juga perekonomian mereka, namun saat ini dengan adanya perusahaan tutup, dan tidak beroperasi perekonomian masyarakat kita terganggu,” ungkapnya, Sabtu (3/10/2020).
Samsul mengatakan, terkait adanya Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di PT SRM, menurutnya justru tidak berpengaruh terhadap pengurangan karyawan lokal.
“Kalau TKA inikan khusus untuk tenaga ahlinya saja, seperti bagian mesin, masuk ke dalam lobang terowongan. Bahkan perusahaan juga mencari orang kita lokal jika ada yang berani masuk ke lobang, cuman tidak ada yang berani,” bebernya.
Dia menilai, sejak perusahaan SRM beroperasi banyak bentuk CSR yang telah dilakukan perusahaan seperti pembangunan jembatan penghubung antar dusun, memasukan jaringan dan penyambungan listrik PLN ke rumah warga, pembangunan rumah ibadah, serta tunjangan hari besar bagi warga.
“Untuk desa di Nanga Kelampai ini perusahaan telah banyak berbuat hal yang positif untuk kami masyarakat di sekitar perusahaan,” katanya.
Sementara hal Senada diutarakan tokoh masyarakat Dusun Muatan Batu, Antonius (50). Dia menuturkan, rata-rata masyarakat yang bekerja sebagian karyawan di PT SRM saat ini tidak beroperasinya perusahaan merasa kehilangan pekerjaan.
“Masyarakat ini berharap PT SRM ini kembali cepat beroperasi karena perusahaan telah banyak memberikan dampak positif. Terus terang sebelum masuknya perusahaan ini, kami masyarakat di sini termasuk yang terisolasi,” imbuhnya.
Untuk itu, Antonius meminta pada pihak pemerintah agar cepat menyelesaikan persoalan yang dihadapi PT Sultan Rafli Mandiri agar secepatnya bisa beraktivitas seperti semula.
Pendapatan Meningkat
Salah satu diantara pemilik warung Sembako di Dusun Muatan Batu, Tarina Dara (41) mengaku jika sejak beroperasinya perusahaan selama dua tahun ini peningkatan perekonomian masyarakat setempat meningkat.
“Dari perekonomian dan segala-galanya kita masyarakat di sini cukup meningkat setelah perusahaan SRM masuk, Meskipun saya tidak berkecimpung dalam perusahaan tapi karyawan mereka yang bekerja bisa belanja dan kas bon di warung saya. Tapi kalau sekarang ini perusahaan tidak beroperasi tentunya pendapatan warung jadinya juga tidak lancar,” terangnya.
Dia menambahkan, meski saat ini di dusunnya ada berdiri dua perusahaan pekebunan kelapa sawit, akan tetapi menurutnya tidak sama dengan keberadaan PT SRM yang selama ini banyak membantu warga.
“Selama PT SRM berada di wilayah kami, tiap tahun masyarakat mendapat tunjangan hari raya berupa daging, beras, minyak goreng. Selain itu masyarakat yang terdampak banjir juga mendapat bantuan serta dibaguskannya jalan, dan pembuatan jembatan, maupun masukan jaringan PLN. Bahkan kedepannya perusahaan mau memberikan per KK nya tunjangan walaupun tidak bekerja di perusahaan. Jadi sangat wajar jika masyarakat meminta PT SRM kembali beraktivitas,” harapnya.
(agsh)
Discussion about this post