KALBAR.KABARDAERAH.COM, PONTIANAK – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji membuka kegiatan Pertemuan Koordinasi Upsus Tahun 2019 dan Pencegahan Antisipasi terhadap Karhutla di Kalbar, Jumat (9/8/2019) pagi, di Hotel Ibis Pontianak.
Kegiatan yang diprakarsai oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Kalbar ini diikuti oleh semua stachorder terkait, dan juga Forkorpimda salah satunya Pangdam XII/Tanjungpura dengan peserta dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota serta para Penyuluh Pertanian.
Kadis Petanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Kalbar, Heronimus Hero mengatakan, bahwa kegiatan Pertemuan Koordinasi Upsus dan Sosialisasi Karhutla tersebut memang sengaja disatukan. Mengingat Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura strategis dikarenakan adanya penyuluh pertanian lapangan.
“Sehingga diharapakan bisa mengsosialisasikan paket teknologi pertanian dan holtikultura. Tak perlu membakar lahan, ada teknologinya,” Heronimus kepada sejumlah awak media.
Ia menjelaskan, salah satunya teknologi mikro organisme, dimana lahan sudah ditebas tidak dibakar tetapi dijadikan Kompos.
“Ini ada alatnya untuk mempercepat sehingga jadi Kompos,” imbuhnya.
Ia mengatakan bahwa jumlah penyuluh pertanian di Kalbar ada sekitar 1.600 penyuluh. Dimana yang ASN jumlahnya 800, dengan jumlah desa ada 2031 desa.
“Dengan hal itu, ada desa yang tidak mempunyai penyuluh pertanian,” ucapnya.
“Untuk itu dalam konteks Karhutla, kita akan memetakan indentisifikasi yang mana menjadi proritas. Datanya ada 180 desa yang sering terjadi Karhutla, dimana tidak semua akibat dari pembukaan lahan pertanian tanaman pangan, karena disitu ada sektor lainnya seperti kooperasi perkebunan,” tambahnya.
Ia menuturkan, sejak awal adalah pencegahan Karhutla, untuk pemadaman, dijelaskannya bukan tufoksi pihaknya, maka menurutnya melalui penyuluh memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk membuka lahan pertanian tanpa bakar.
Disamping itu disebutkan Heronimus, penyuluh bisa mensuplai data potensi luas tanam yang pantas dan bisa kembangkan pertanian kedepannya.
“Disamping itu juga kita bicarakan hubungan program Pemerintah Pusat dalam bentuk program stimulan, Pemprov dan Pemerintah Kabupaten bisa sinergikan program stimulan ini, antaranya adalah padi lahan kering, tumpang sari, yang pada ujungnya peningkatan hasil pertanian untuk swasembada pangan di Kalimantan Barat,” ungkapnya.
(imas)
Post Views: 234
Discussion about this post