KALBAR.KABARDAERAH.COM, KETAPANG – Kendati mengalami peningkatan produksi hasil panen padi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, tahun 2019 ini terhadap persoalan harga pasar beras masih saja tinggi.
Bahkan dengan harga beras yang masih tinggi diatas harga pemerintah dengan harga Rp 8.030 menjadi penghalang penyerapan program Pelayanan Service Obligasion (PSO) yang dijalankan oleh Perum Bulog Sub Divre Ketapang.
“Pada dasarnya dengan program PSO Bulog siap membeli berapa banyak pun beras yang ada di petani. Tapi program itu tidak bisa kita laksanakan karena harga beras di petani masih sangat tinggi diatas harga pemerintah,” kata kepala Perum Bulog Ketapang, Jusri Pakke, saat di ruang kerjanya, Kamis (11/4/2019).
Jusri menjelaskan saat ini pihaknya hanya dapat melakukan penyerapan beras melalui program komersil. Lantaran menurutnya program itu tidak ada patokan harga pembelian ke petani dari pemerintah.
“Kalau program komersil ini dalam arti kata kedua belah pihak saling diuntungkan,” ucapnya.
Terhadap pembelian beras komersil ini diakuinya bisa berjalan selama Bulog sendiri memiliki pasar komersil untuk menyalurkan beras yang sudah dibeli dari petani.
“Sejauh ini Bulog sendiri sudah membeli beras ke petani melalui program itu kurang lebih 20 ton. Dan kita juga tidak bisa membeli lebih dari itu karena kembali lagi kepersoalan permintaan pasar,” tuturnya.
Ia melanjutkan, selama ini pihaknya belum mendapatkan pasar tertentu, hingga pihaknya jika ingin menjalankan program tersebut harus hitung-hitungan terlebih dahulu.
“Kalaupun seandainya kami beli dari petani, sementara pasar tidak ada maka beras itu akan tersimpan cukup lama di gudang dan kualitas beras akan menurun,” imbuhnya.
Ia pun berharap kepada Pemerintah Daerah Ketapang agar juga ikut membantu dalam mencarikan pasar komersil, jika pihaknya diminta menjalankan program pembelian beras komersil ini.
(agsh)
Post Views: 589
Discussion about this post