KALBAR.KABARDAERAH.COM, KAYONG UTARA – Diduga pemilik SPBU 3T Kecamatan Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara membela diri dengan memberikan keterangan palsu terkait sanggahan setelah diberitakan oleh salah satu portal media online, pada Senin (06/11/2023).
Sebelumnya terkait SPBU 3T di Pulau Maya ini portal media online tersebut memberitakan dengan tajuk “Nelayan Kecil di Pulau Maya Menjerit, SPBU 3T Hanya Melayani Cukong Yang Banyak Duit.”
Menyoal hal tersebut Syafarahman Ketua DPD PANI Kalbar, kepada media ini menyayangkan sikap sanggahan yang dilontarkan oleh pengawas SPBU 3T Pulau Maya yang terkesan tidak benar dan hanya berita hoax.
“Kalau beritanya hoax, terus bagaimana dengan poto-poto yang memperlihatkan petugas lebih mengutamakan pengisian drum dalam jumlah besar, namun membiarkan pengantri yang membawa jirigen,” ketus Syafarahman, Rabu (8/11/2023).
Bahkan, lanjutnya, bagaimana pula pihak SPBU tersebut memberikan pelayanan ke koperasi yang sudah dua tahun tidak aktif. Hal ini menurut dia penuh tanda tanya terkait rekomendasi apa yang digunakan, serta kelengkapan surat – surat kapal.
“Kami dari lembaga akan bersama – sama teman – teman media akan mengungkap kebenaran dari berita yang pertama dan juga sanggahannya siapa yang benar siapa yang salah, kita yakin akan terungkap. Jika terbukti SPBU 3T melakukan pelanggaran maka kita akan melakukan somasi dan meminta untuk izinnya dicabut,” tegasnya.
Ia mengimbau terhadap SPBU 3T itu jangan menjual nama masyarakat, namun yang menikmati adalah pengusaha nakal.
Sementara menurut Hasim Ketua DPC Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Kabupaten Kayong Utara mengatakan, bahwa klarifikasi Aldi yang merupakan pengurus SPBU 3T Pulau Maya disalah satu media online mengatakan bawah mereka sudah membagikan bbm tepat sasaran.
“Tentu pernyataan Aldi tersebut saya nilai adalah hoax, saya selaku masyarakat tidak pernah kami rasakan adanya pembagian BBM tepat sasaran, khususnya masyarakat kecamatan Pulau Maya di tiga desa, yakni desa Tanjung, Satai, Satai Lestari dan Kemboja,” beber Hasim.
Ia menyampaikan, yang diketahuinya sejak SPBU diresmikan, masyarakat belum pernah merasakan pelayanan dari SPBU 3T ini secara maxsimal.
“Selama SPBU diresmikan kami masyarakat belum pernah membeli bbm, jenis solar, pertalit dengan harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah (subsidi). Bahkan adanya koata bbm dari 60 kl yang dikeluarkan oleh Pertamina namun yang disalurkan cuma 30 kl aja,” pungkasnya.
(imas)
Discussion about this post