KALBAR.KABARDAERAH.COM, KETAPANG – Kepala Bagian (Kabag) Ekbang Setda Ketapang, Devy Harinda menjelaskan, terkait naiknya harga gula pasir di pasaran lantaran disebabkan adanya keterlambatan panen gula yang berada di daerah Jawa.
“Yang awalnya bulan Maret sudah panen, ternyata mundur hingga bulan Juni,” katanya, Rabu (1/4/2020).
Namun kendati demikian, ia menyebutkan pasok gula pasir ini dari pusat melalui pendistribusian dari Bulog Provinsi Kalbar pada bulan April 2020 diestimasikan sebanyak 200 ton akan masuk ke Ketapang.
Devy menerangkan, saat ini bukan hanya gula saja yang sedang merangkak naik, akan tetapi harga cabai kering yang ada di pasaran juga ikut naik.
“Kenaikan harga cabai ini hampir di semua daerah, yang semula per satu ons nya hanya Rp 8 ribu, kini Rp 15 ribu hingga Rp 18 ribu. Sedangkan harga per karung dijual oleh agen berkisar Rp 1,3 juta hingga Rp 1,5 juta,” bebernya.
Devy menuturkan, dirinya belum bisa memastikan untuk waktu menekan kenaikan harga cabai ini, karena dikatakannya belum ada informasi dari pusat dan agen-agen, maupun petani cabai untuk kepastian panen.
Dari kedua kebutuhan dapur tadi yang naik, menurut Devy, terkait harga sembako, seperti beras, daging sapi dan ayam, dari data yang diperoleh Disperindagkop Ketapang di lapangan harganya masih standar, bahkan aman untuk tiga bulan kedepan.
“Hal ini karena masih banyaknya persediaan stok, di agen-agen dan Bulog,” tukasnya.
(agsh)
Discussion about this post