KALBAR.KABARDAERAH.COM, KETAPANG – Terkait semakin viral beredarnya unggahan video di Facebook selama beberapa hari belakangan ini mengenai dua orang wanita bercadar yang sedang melakukan ibadah sholat tidak seperti pada lazimnya dilakukan orang terlihat dalam video itu di Masjid Al-Mutdha, Kelurahan Sampit, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, di klarifikasi oleh dua orang wanita remaja tadi dihadapan pemuka agama melalui Kapolres Ketapang AKBP Sunario S IK, pada Selasa, (15/5/2018) sore.
Menurut Sunario, dari hasil pemeriksaan pihaknya terhadap dua orang remaja itu merupakan kakak beradik bernama Riska dan Sarmila. Dimana sebelumnya dianggap berbeda gerakan sholatnya dengan umat islam pada umumnya terlihat didalam unggahan video di Media Sosial (Medsos) Facebook.
“Dari hasil pemeriksaan kita terhadap adik-adik ini setelah kita peragakan sholatnya, tubuh adek ini memang agak melenting pada saat sholat. Tapi gerakan-gerakan sholatnya itu memang seperti umat muslim pada umumnya,” kata Sunario menjelaskan di ruangan kerjanya.
Ia menjelaskan, terhadap kedua orang remaja tadi merupakan warga asli Ketapang, yang tinggal satu rumah bersama orang tuanya di dekat Panti Jompo atau dekat dengan Bank Kalbar, Kelurahan Sukaharja, Kecamatan Delta Pawan, Ketapang.
“Adek-adek ini juga merupakan mahasiswi di perguruan tinggi disalah satu universitas yang ada di Kabupaten Ketapang ini. Bukan seperti isu yang di Medsos dikatakan itu adalah orang pendatang yang memoto-moto gereja atau moto-moto Lembaga Pemasyarakatan (LP) dan melaksanakan ajaran-ajaran lain. Itu tidak benar,” tegas Sunario.
“Memang beliau-beliau ini menggunakan cadar, dan bentuk tubuhnya yang namanya sarmila itu memang bawaan lahir, ketika melakukan ruku dan sujud memang agak beda dengan kebanyakan orang,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, dari keterangan kedua orang remaja tadi kejadian pengambilan video itu bermula pada saat itu mereka sedang melaksanakan sholat Isya di Masjid Al-Mutdha.
Terhadap kejadian penyebaran video tersebut, Kapolres menegaskan, pihaknya akan mencari masyarakat yang melakukan penyebaran-penyebaran video tersebut guna mengetahui tujuannya yang sebenarnya. Sebab menurutnya, dengan adanya beredar video tadi di Medsos jelas sudah meresahkan masyarakat terutama ke dua remaja tadi.
“Video ini tersebar setelah adanya kejadian bom di Surabaya, baru dimunculkan. Sedangkan mereka ini melakukan sholat di Masjid tadi sebelum ada kejadian di Surabaya,” ungkap Sunario.
Dirinya mengimbau, kepada masyarakat agar tidak terlalu cepat menyebar luaskan video-video yang belum tentu akan kebenarannya di Medsos yang pada akhirnya menimbulkan kerugian semuanya.
“Contoh seandainya masyarakat tadi tidak tahu penyebaran video yang tidak benar. Maka menjadi korban dong mereka. Kalau mereka bukan orang sini alamat orang tua mereka di Sukaharja. Sedangkan anak laki-laki yang di sebut-sebutkan di video tadi sedang menunggu di luar Masjid orang Kelurahan Mulia Baru, sama-sama siswa,” jelas Sunario
“Saya mohon dengan masyarakat Kabupaten Ketapang persoalan ini telah kita tindak lanjuti,” imbuhnya.
Discussion about this post