KALBAR.KABARDAERAH.COM, PONTIANAK – BPS Kalimantan Barat (Kalbar) menyampaikan hasil Sensus Pertanian 2023 tahap 1, di satu hotel Pontianak, Senin (4/12/2023).
Kepala BPS Kalbar, Muh Saichudin menyampaikan bahwa diseminasi Sensus Pertanian 2023 tahap 1 sebagai usaha untuk bisa mewujudkan data statistik pertanian yang berkualitas.
”Tentunya ini semua atas kerjasama stakeholder terkait, dan masyarakat serta pemerintah daerah dan juga kontribusi ketua RT karena kita dalam pelaksanaan sensus pertanian ini melibatkan ketua RT untuk istilahnya mohon izin untuk pendataan di lapangan.” kata Muh Saichudin.
Menurutnya dari hasil ST2023 bahwa jumlah usaha pertanian Mengalami penurunan 17,16% dari ST 2013.
“Dari sensus pertanian 2023 itu sebanyak 730.595 unit sedangkan hasil sensus pertanian 2013 ada 881.984 unit jadi ada sedikit penurunan sebanyak 17,16%,” ungkapnya.
Ia menerangkan, penurunan tersebut akibat peralihan usaha di Kalimantan Barat yang sudah banyak usaha kelapa sawit.
“Beberapa masyarakat itu cenderung beralih dari pertanian ke perkebunan. Karena hasil perkebunankan lebih menjanjikan demikian juga untuk sektor perikanan, ya utamanya usaha ikan arwana yang juga kalau kita lihat tadi di hasil rilis peningkatan jumlah rumah tangga usaha perikanan dan perkebunan mengalami peningkatan,” paparnya.
Hal yang lain juga, disebutkan kepala BPJS Kalbar untuk kaum muda ini yang menjadi tantangan kedepan, bahwa kaum muda sekarang juga sudah cenderung tidak mau bekerja di sektor pertanian, yang mana lebih mudah bekerja sebagai pramuniaga atau bahkan pekerja di Malaysia, negeri seberang untuk mencari nafkah daripada di pertanian.
Ia melanjutkan, jumlah rumah tangga tani yang generasi ada 42,81%, kalau melihat sebaran kelompok umur umumnya ada di 35 sampai 54 tahun, 35 sampai 44 itu ada 28% sedangkan 45 sampai 54 juga ada 28%.
“Jadi memang paling banyak ada di generasi X, kemudian generasi milenial itu umur perkiraan umur itu 27 sampai 42 tahun itu ada 33,56%,” jelasnya.
Sedangkan pada penggunaan Alsintan modern atau teknologi digital hanya dilakukan oleh 22,84% petani di Kalimantan Barat, hal ini lantaran kemungkinan karena faktor-faktor yang tadi petani itu umurnya tua jadi lebih cenderung model tradisional saja.
“Sedangkan petani-petani yang muda seperti saya sampaikan sudah mulai berkurang. Sehingga untuk yang beralih ke teknologi digital umumnya adalah anak-anak muda. Sedangkan petani yang di anak muda yang bekerja di sektor pertanian berkurang sehingga penggunaan alsintan itu hanya 22,84%,” pungkasnya.
(imas)
Discussion about this post