KALBAR.KABARDAERAH.COM, PONTIANAK – Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero menjelaskan bahwa agendanya ikut rapat koordinasi (Rskor), yakni mengenai ekspos peta kerawanan ketahanan pangan.
“Ekspos peta kerawanan ketahanan pangan penting, karena kita mau tahu status ketahanan pangan masing-masing Kabupaten/Kota, ada 14 Kabupaten/Kota hasil umumnya sementara masih ada 1 Kabupaten yang rentan yaitu Kabupaten Melawi,” kata Heronimus usai membuka kegiatan.
Ia menjelaskan, bicara rentan pangan ini bukan PRnya produksi kurang akan tetapi karena ada 19 indikator yang tergabung dalam 3 aspek yaitu ketersediaannya, keterjangkauannya dan pemanfaatannya.
Ia mengatakan, kalau dari segi ketersediaannya itu masih kurang berarti peningkatan upaya produksi harus dilakukan, berarti menurut dia kalau keterjangkauan kurang berarti sisi infrastrukturnya perlu dibenahi.
“Kalau pemanfaatannya yang kurang berarti SDM kualitas manusianya, disitu ada angka kesakitan, rasio tenaga kesehatan, jumlah wanita terdidik, stunting bisa dilihat saat ekspos,” tuturnya.
Selain itu, dijelaskannya, rekomendasi dari tim pokja yang terdiri dari akedemisi Untan dan perguruan tinggi guna menganalisis lebih tepat supaya rekomendasi itu bida dipakai Kabupaten/Kota untuk perbaikan kondisinya.
“Tentang pemetaan infrastruktur yang diperlukan, ini merupakan kajian dari lembaga penelitian, bisa tahu infrastruktur apa yang perlu untuk peningkatan kemandirian pangan kita lebih baik, bisa Alsintan, jalan-jalan, bisa gudang pangan yang perlu ditambah dan sebagainya,” tuturnya.
Heronimus menegaskan, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalbar berharap daerah Kabupaten dan Kota bisa menindaklanjuti dalam bentu perencanaan yang lebih tepat.
“Karena kita tahu kecamatan yang masih kurang itu yang perlu interpensi,” tandasnya.
Ia memaparkan, untuk sementara daerah yang rentan tersebut meliputi, Kabupaten Melawi yang ketersediaan kurang serti, ubi kayu, jagung, dan ini bagaimana cara untuk bisa ditingkatkan.
Kemudian untuk daerah keterjangkauanya masih ada 7 kecamatan ada di zona merah, ada 9 indikator dari segi keterjangkauannya, seperti listrik yang masih ada kurang, akses air bersih, angka kemiskinan masih tinggi, angka perempuan pendidikan masih kurang, kesakitan, rasio kesehatan masih minim, pendidikan perempuan usia 15 tahun masih kurang, serta kesehatan yang masih kurang.
“Perlu upaya mendorong kabupaten Melawi untuk masuk zona hijau yang sekarang ada di prioritas 3 atau rentan. Kalau bisa masuk prioritas 4 atau kurang tahan, prioritas 5 tahan, prioritas 6 sangat tahan,” jelasnya.
Sedangkan di Kalbar, sambungnya masih termasuk di perioritas lima angka ketahanan.
“Kita ingin capai perioritas enam sangat tahan, namun perlu dukungan kabupaten dan kota,” pungkasnya.
(imas)
Discussion about this post