KALBAR.KABARDAERAH.COM, KUBU RAYA – Kepala Puskesmas (Kapus) Desa Teluk Pak Kedai, Kecamatan Teluk Pak Kedai, Kabupaten Kubu Raya, Heri Susanto, mengaku angka stuting saat ini telah 88 persen yang tertangani berdasarkan entery data stunting balita terdaftar di Teluk Pak Kedai.
“Jadi kita ada target dari beberapa ribu balita yang harus masuk dalam pendataan EPPGM data pusat,” katanya.
Ia menjelaskan, untuk mengatasi stunting ini pihaknya telah memberikan makanan tambahan termasuk imunisasi dan penyuluhan terhadap masyarakat, karena menurut Heri, stunting ini banyak faktor penyebabnya, selain dari ekonomi, makanan termasuk Pola Hidup Bersih (PHBS) di lingkungan.
“Perlu kita ketahui bahwa stunting itu merupakan pertumbuhan perkembangan yang lambat pada balita dengan ciri-ciri lambatnya pertumbuhan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia, ini harus kita sampaikan mana stunting dan mana gizi buruk. Sedangkan mengenai covid untuk saat ini sudah kita pastikan zona aman,” tuturnya.
Lebih lanjut Heri mengaku, terkait pelayanan kesehatan di Desa Teluk Pak Kedai belum mencapai target 90 persen, akan tetapi pihaknya terus berupaya agar pencapaian target itu dengan cara terus meningkat pelayanan masyarakat.
Heri menguraikan, adapun kendala pada saat ini belum tersampainya target lantaran luasnya wilayah Desa Teluk Pak Kedai yang jarak infrastruktur antar desa, transportasi, apalagi disaat musim banjir yang merupakan kendala utama hingga tidak tercapainya target pelayanan kesehatan tersebut.
“Kecamatan Teluk Pak pada saat ini terdiri dari 14 desa, Harapan saya agar ada inisiasi dari pemerintah adanya Puskesmas baru, karena dari Kabupaten Kubu Raya hanya di Kecamatan Teluk Pak Kedai ini desanya paling terbanyak,” jelasnya.
Ia menambahkan, untuk alat trasportasi untuk kegiatan merujuk ketika melakukan Puskesmas keliling ada 1 satu unit ambulan, dan 2 unit speed boat.
“Saat ini kita memiliki total keseluruhan pegawai 85 orang yang mana terdiri dari 47 pegawai negeri sipil (PNS) kontrakbud, honorer dan gabungan. Sedangkan untuk dokter spesialisnya kita tidak ada, dan memang kita belum membutuhkan akan tetapi kami sangat membutuhkan dr gigi karena disini belum ada dr giginya,” harapnya.
“Kedepan karena pada saat ini kondisi bangunan kurang memadai, kalau bisa direlokasikan atau di buat bangunan baru, serta kebutuhan dr gigi dan apoteker juga harus dilengkapi agar kita bisa memobilisasinya, karena kita disini belum ada apoteker yang ada hanya asisten apoteker,” imbuhnya.
(imas)
Discussion about this post