KALBAR.KABARDAERAH.COM, KETAPANG – Ratusan bahkan ribuan ikan ditemukan mati terapung di aliran Sungai Jekak, Desa Muara Jekak, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, pada Minggu (24/1/2021).
Kabar dari masyarakat setempat matinya ikan-ikan di Sungai Jekak tersebut lantaran sisa limbah yang ditampung dalam kolam dari penambangan emas PT Serinding Sumber Makmur (SSM) yang menggunakan sianida sebagai pengganti merkuri dalam proses ekstraksi emas yang hanya berjarak 300 meter dari bantaran sungai mengalami kebocoran.
Banyaknya ikan yang mati membuat sekitar 50 kepala keluarga yang bermukim di muara Sungai Jekak khawatir.
Mereka takut ikan yang mati akibat terpapar racun sisa dari produksi pertambangan emas PT SSM. Padahal air tersebut mereka gunakan untuk Mandi Cuci Kakus (MCK), bahkan dimanfaatkan untuk konsumsi.
Tak sedikit warga juga memanfaatkan sungai tersebut untuk mencari nafkah sebagai nelayan.
“Setelah kami tinjau di lapangan, ikan-ikan yang mati itu mengarah pada sungai Bentang yang berada di lokasi tambang PT SSM, dimana Sungai Bentang alirannya ke Sungai Jekak,” ungkap Kepala Dusun Sungai Rusa, Desa Muara Jekak, Ardiyansyah, Kamis (28/1/2021) kemarin.
Ia mengatakan, jika memang itu terbukti ada kebocoran limbah, maka desa mereka menjadi desa paling utama yang akan terpapar, karena aliran dari sungai Bentang (titik lokasi perusahaan) yang mengalir ke Sungai Jekak.
Sementara itu anggota BPD Desa Muara Jekak Ahmad Joyo mengabarkan jika ikan yang mati tersebut jumlahnya bisa mencapai ribuan ekor di sepanjang sungai Jekak.
“Kami pergi ke lapangan 24 sampai 25 Januari, hari Minggu dan Senin, kami cek ke lapangan lewat sungai, ikan mati itu udah ribuan bukan ratusan lagi, terapung di sungai, bahkan biawak, labi-labi pun mati,” ungkapnya.
“Saat itu kami ketakutan, kaget, apa yang menyebabkan ikan-ikan itu mati, setalah kami menyisir sungai sebabnya memang dari aliran Sungai Betang, lokasi PT SSM,” lanjutnya.
Menyoal kejadian tersebut pihak PT SSM melalui Superintendent Processing mereka, Marthen Donald membantah jika kolam limbah perusahaan jebol atau bocor.
Kendati demikian, ia mengakui ada ikan yang mati terapung di sungai Bentang.
“Kita bisa pastikan tidak ada yang longsor ataupun jebol, ataupun ada kebocoran,” kilah Marthen Donald.
Ia menjelaskan, meski telah memulai produksi, namun proses tambang emas belum menghasilkan limbah. Dan perusahaan juga telah merancang proses produksi dimana menurutnya air kolam yang semula mengandung sianida dapat dimanfaatkan kembali untuk proses produksi.
“Kolam detoksifikasi (penetralisir racun) belum terisi, kita belum punya limbah, kita belum ada limbah sama sekali, sekarang masih air yang ada di dalam sirkuit,” bebernya.
Bahkan, diungkapkannya, garis level air itu pun masih berada level menengah ke bawah. “Kolam Limbah belum ada yang terisi,” imbuhnya.
(agsh)
Discussion about this post