Pontianak – Kapolda Kalimantan Barat, Irjen Erwin Triwanto mengumpulkan 235 perwira menengah, guna memberikan pengarahan, tutorial dan diskusi. Poin yang ditegaskan Erwin soal komitmen menjaga integritas, Rabu, (6/9/2017).
Dalam kesempatan pengarahan itu, Irjen Erwin menekankan bahwa Polri adalah aset utama negara. Sejak reformasi, Polri dituntut melakukan perbaikan tiga aspek kultural, instrumental dan struktural.
“Memang yang berat masalah Kultural, masalah kultur perilaku anggota untuk lebih humanis, berperilaku yang non koruptif, pembenahan pada aspek pelayanan publik serta penegakkan hukum yang profesional,” terang Erwin.
Menurut Erwin, budaya yang sudah tidak tepat lagi harus ditinggalkan. Polri harus melakukan perubahan menuju era yang transparan, akuntabel, dan bebas dari KKN.
“Polri telah berbenah, pimpinan Polri telah mengambil kebijakan program Promoter (Profesional, Modern, Terpercaya). Ini bukan hanya slogan saja tetapi harus diikuti dengan kemauan dan kemampuan, sehingga kompetensi, profesionalisme dan Integritas anggota terus dibenahi, budaya minta dilayani harus dihilangkan, tetapi kita yang melayani masyarakat,” urai dia.
“Integritas seorang anggota Polri harus teruji, mempunyai komitmen yang kuat dalam melaksanakan tugas, tidak ada main-main, apalagi menyalah gunakan kewenangan,” tambahnya.
Erwin melanjutkan, anggota Polisi harus mempunyai sikap dan komitmen yang jujur, benar dan adil dalam penegakan hukum, serta melayani dengan cepat dan ikhlas.
Sedang menyangkut rekrutmen/penerimaan calon anggota Polri, Erwin juga menyampaikan, Polda Kalbar sudah mencari orang-orang terbaik untuk menjadi anggota polisi. Karena rekrutmen seleksi awal itu sangat menentukan kinerja.
“Jangan hanya gara-gara satu kepentingan kita justru kehilangan sebuah aset terbaik Polri, kalau memilih orang yang tidak tepat, orang yang salah, akan menjadi duri dalam organisasi dan masyarakat,” beber dia.
Saat ini ada 267 Siswa sedang menempuh pendidikan di Sekolah Kepolisian Negara Pontianak selama 7 bulan. “Dan sudah menjadi tugas kita untuk mendidik, menempa, dan melatih agar terlahir menjadi SDM Polri yang profesional, berintegritas, dan mampu menguasai bidang tugasnya. Tantangan tugas kedepan akan semakin cukup meningkat di masa mendatang. Karenanya, soliditas internal termasuk profesionalisme anggota Polri, sepatutnya semakin diperkuat. Kalau di internal sudah cukup solid, tantangan tugas seberat apapun dapat bisa kita hadapi dengan cara efektif,” tutur dia.
Tak lupa, Erwin berpesan, agar anggota kepolisian di media sosial untuk berperilaku yang baik dan santun, jangan mudah mengunggah foto maupun tulisan yang akan berdampak merugikan institusi maupun masyarakat.
“Untuk itulah perlu kehati-hatian mempergunakan sosmed, harus bijak menggunakan sosmed serta cerdas memilah dan memilih setiap informasi di sosmed, serta mengelola trending topic terkait isu-isu terkini, untuk itu bangun dan pelihara terus jaringan informasi dengan warga di dunia maya, setiap anggota harus mampu menangkap perkembangan informasi pembincangan maya,” tegasnya.
“Selain itu, para Pamen harus mampu mengendalikan dan mengelola kinerja anggotanya, untuk terus proaktif untuk meraih dukungan dari masyarakat, Public Trust sangat dibutuhkan supaya kita tetap survive atau eksis dilapangan dalam melaksanakan tugas,” tutup dia. (Tom)
Discussion about this post