KALBAR.KABARDAERAH.COM, KAPUAS HULU – Kuat dugaan bahwa kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) masih berlangsung secara terbuka dan terorganisir di sepanjang aliran Sungai Kapuas, khususnya di Desa Nanga Seberuang, Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Tentu hal ini memantik kemarahan publik, lantaran pernyataan Polsek Semitau telah melakukan klarifikasi di salah satu media online pada 13 Mei 2025, yang menyatakan bahwa peralatan tambang yang ditemukan merupakan bekas peninggalan masyarakat lama dan telah lama tidak digunakan, tidak sesuai dengan fakta sebenarnya di lapangan.
Pernyataan tersebut justru memperkuat kecurigaan adanya upaya sistematis untuk melindungi aktivitas ilegal tersebut. Sejumlah sumber warga yang ditemui di lokasi mengungkap dugaan keterlibatan berbagai pihak, termasuk aparat desa, pengepul emas, hingga oknum anggota kepolisian.
Dari keterangan salah satu narasumber belum lama ini yang meminta identitasnya dirahasiakan demi alasan keamanan, beberapa individu yang diduga berperan penting dalam jaringan PETI tersebut diantaranya,
Inisial S seorang oknum Kepala Desa (Kades) disebut sebagai koordinator aktivitas penambangan oleh warga, dan G, berperan sebagai pengepul emas dan penyuplai solar bersubsidi bagi para penambang.
Inisial S lainnya, disebut sebagai pemungut dana keamanan dari para pekerja tambang, dan A diduga merupakan oknum aparat kepolisian yang menerima setoran rutin sebagai bentuk jaminan keamanan.
Sumber tadi menambahkan, bahwa oknum A sudah dikenal luas di kalangan penambang. Bahkan kerap mengatakan, selama ada setoran keamanan, maka kegiatan tambang silakan jalan terus.
Dugaan keterlibatan aparat dalam skema ini memperkuat asumsi adanya praktik perlindungan sistemik terhadap tambang ilegal. Ini sekaligus menjadi alasan kuat mengapa pihak kepolisian di lapangan terlihat menyangkal fakta-fakta yang ada, meski saksi dan bukti lapangan menunjukkan sebaliknya.
Upaya konfirmasi terus dilakukan kepada pihak-pihak terkait. Namun hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan resmi yang diberikan oleh pihak terkait.
(red)
Discussion about this post