KALBAR.KABARDAERAH.COM, PONTIANAK – Kejahatan narkotika merupakan extraordinary crime yang menjadi perhatian seluruh negara di dunia.
United Nations Office On Drugs And Crime (UNODC), sebagai badan dunia yang mengurusi masalah narkoba mencatat setidaknya ada 296 juta jiwa dari jumlah populasi penduduk dunia dengan rentang usia antara 15 sampai 64 tahun telah mengkonsumsi narkoba dalam 12 bulan terakhir. (Sumber : UNODC, world drugs report 2023).
Kepala BNNP Kalimantan Barat,
Brigadir Jendral Polisi Sumirat Dwiyanto mengatakan, dari laporan UNODC juga menunjukkan peningkatan penyalahgunaan NPS (New Psychoactive Substances) atau narkotika jenis baru sampai dengan November 2023 telah terdata 1.230 NPS di seluruh dunia yang dilaporkan ke UNODC.
Sedangkan di Indonesia tercatat 93 NPS, 90 diantaranya sudah diatur dalam Permenkes Nomor 30 Tahun 2023 dan 3 NPS belum diatur dalam Permenkes.
Presiden Republik Indonesia telah menyatakan Indonesia dalam keadaan “Darurat Narkoba” maka dari itu BNNP Kalimantan Barat terus menggelorakan War On Drugs dengan mengusung empat strategi antara lain, Soft Power Approach (pencegahan, pemberdayaan masyarakat, dan rehabilitasi), Hard Power Approach (pemberantasan), Smart Power Approach (pemanfaatan IT) dan co-operation (sinergi) secara komprehensif dan berkesinambungan yang diimplementasikan secara seimbang antara Demand Reduction (pengurangan permintaan) melalui upaya pencegahan, pemberdayaan masyarakat, dan rehabilitasi dengan Supply Reduction (pengurangan pasokan) melalui upaya pemberantasan.
Strategi BNNP Kalimantan Barat telah diimplementasikan ke dalam berbagai program dan kegiatan salah satunya dilakukan pada Bidang Pencegahan Dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M), yakni suatu bidang pencegahan dan pemberdayaan masyarakat, memiliki fungsi untuk meningkatkan daya tangkal masyarakat terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika. Dalam menjalankan fungsi tersebut, bidang P2M BNN Provinsi Kalimantan Barat dan jajaran telah menjangkau 147.937 orang, terjadi peningkatan sebesar 13,6% dibanding tahun sebelumnya.
Selain itu, bidang terkait juga melaksanakan program pembangunan ketahanan diri remaja dan keluarga dengan melaksanakan kegiatan pencegahan berbasis keluarga dan penguatan karakter anti narkoba pada remaja.
Pada tingkatan pelajar atau remaja, dilaksanakan program pelatihan soft skill dan dialog remaja teman sebaya. Dari kedua program ini, berdasarkan pengukuran oleh BNN RI, Provinsi Kalimantan Barat mendapatkan nilai indeks ketahanan diri remaja anti narkoba (Dektari)sebesar 55,62 dengan klasifikasi “sangat tinggi” yang dapat diartikan bahwa remaja dan pelajar kita memiliki pengetahuan dan daya tolak yang tinggi terhadap narkoba.
Pada aspek keluarga, melalui program ketahanan keluarga anti narkoba, dengan outcome yang terukur melalui indeks ketahanan keluarga anti narkoba (Dektari), Provinsi Kalimantan Barat mendapatkan nilai sebesar 88,39 dengan kategori “sangat tinggi”. Berdasar pada dua indeks tersebut, bisa dinyatakan bahwa kita memiliki modal yang cukup baik dalam mewujudkan Provinsi Kalimantan Barat Bersinar (Bersih Narkoba).
Perwujudan hasil positif tersebut tentunya juga merupakan hasil dari kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai instansi terkait dan komponen masyarakat di Provinsi Kalimantan Barat. BNNP Kalimantan Barat juga akan berupaya menduplikasi kegiatan serupa dengan mengajak stakeholder terkait, terutama Pemerintah Desa, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya desa (dana desa).
Pada skala lingkungan masyarakat, pada tahun 2023 ini BNNP Kalimantan Barat dan jajaran telah membentuk 21 Desa Bersinar (Bersih Narkoba) di berbagai kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Barat, sehingga total Desa Bersinar dari tahun 2020 hingga saat ini di Kalimantan Barat berjumlah 134 Desa. Berbagai jenis kegiatan P4GN, baik berupa sosialisasi P4GN, ketahanan keluarga, pelatihan soft skill, dialog remaja teman sebaya, hingga pemberdayaan alternatif telah dilakukan di lokasi tersebut dengan tujuan menstimulasi pemerintah desa untuk mampu melaksanakan kegiatan P4GN secara mandiri melalui pemanfaatan dana desa.
Demi meningkatkan kemandirian masyarakat dalam melaksanakan P4GN, BNNP Kalimantan Barat dan jajaran telah melatih sebanyak 585 Penggiat P4GN, baik di lingkungan instansi pemerintah, instansi swasta/BUMN, pendidikan, dan lingkungan masyarakat. Para penggiat ini telah diberi pelatihan sehingga mereka diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan BNN untuk memberikan informasi terkait P4GN di lingkungan masing-masing.
Selain itu, dalam rangka mewujudkan lingkungan kerja dan lingkungan masyarakat yang bersih dari penyalahgunaan narkoba, bidang P2M telah melaksanakan deteksi dini penyalahgunaan narkoba melalui tes urine pada total 4875 orang dari berbagai instansi dan kalangan. dari jumlah tersebut didapati 61 sampel positif yang kemudian peserta terkait telah kami rujuk untuk mengikuti program rehabilitasi di IPWL terdekat.
Untuk menurunkan tingkat kerawanan daerah terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, BNNP Kalimantan Barat juga melaksanakan program pemberdayaan alternatif melalui pelatihan Life-Skill kepada masyarakat di salah satu daerah rawan di Kalimantan Barat, yaitu Desa Pemangkat Kota, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas melalui Pelatihan Budidaya Sayuran Hidroponik. Diharapkan, hasil dari pelatihan ini dapat membantu meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat sehingga mereka tidak terjerumus dalam lingkaran peredaran gelap Narkoba.
(imas)
Discussion about this post