KALBAR.KABARDAERAH.COM, PONTIANAK – Forum Komunikasi Orang Bugis yang didirikan oleh Ardiansyah melaksanakan Pengukuhan Majelis Adat Budaya Bugis dan Peresmian Rumah Adat Bugis Saoraja Aliri Mpero di Jalan Komyos Sudarso, Gg Alpokat, pada Sabtu (3/12/2022).
Dalam pengukuhan dan Peresmian tersebut juga di hadiri oleh, Pemangku Adat Kerajaan Bone.
Andi Baso Hamid Ahmad Pabbenteng Petta Serang
Batara Gowa XXXVIII,
Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembang Parang
Datu Luwu Ke – 39, Andi Bau Iwan Alamsyah Jemmabarue, Sultan Pontianak Syarif Melvin Al Qadri, Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, serta anggota DPR RI dari Komisi V Fraksi PAN, Boyman Harun, dan Ketua Sejarawan Budayawan Muda Bugis Sulawesi Selatan, Abdi Mahesa,
Sekda Provinsi Kalbar Horison, para Peguyuban Adat, Ketua Organisasi, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.
Dalam sambutannya, Ardiansyah mengatakan, dirinya ingin ada suatu proteksi, satu edukasi tentang bagaimana adat budaya bugis.
“Jangan sampai kita salah dalam melestarikan dan melanggar adab, adat budaya bugis, Maka kita berinisiatif dan berdiskusi bersama tokoh-tokoh masyarakat adat bugis yang ada di Kalimantan Barat dengan mendirikan rumah adat budaya bugis yang merupakan referensi – referensi sejarawan, budayawan yang sangat memahami akan adat dan budaya,” terangnya.
Ia melanjutkan, mengenai rumah adat Saoraja Aliri Mpero sengaja didirikan bukan hanya untuk didirikan tapi pihaknya ingin membuktikan bahwa di Kalimantan Barat ini ada masyarakat bugis dan ada budaya serta adat tradisi bugis, maka dengan berdirinya rumah adat bugis bukan hanya sekedar berdiri, namun rumah adat bugis merupakan sarana komunitas aplikasi tentang adat budaya bugis.
“Karena anak cucu kita nanti akan tahu bahwa 1000 tahun lalu ada rumah adat bugis di Kalimantan Barat dan itu inti dari pambangunan rumah adat bugis ini,’ ujarnya.
Sementara itu, Boyman Harun dalam sambutannya mengatakan, dengan kebudayaan akan mengangkat dan memberika kreatifitas untuk budaya.
Dengan kreatifitas dan ekonomi kreatif, menurutnya akan menunjang perekonomian.
“Saya juga berharap agar makanan khas Sulawesi Selatan juga ada, misalnya sop kondro. Karena dengan adanya makanan khas, itulah yang akan menyatukan kita menjadi lebih nyaman dan bahagia dengan keanekaragaman ini. Mudah-mudahan kita bisa terus membangun negeri kita ini,” harapnya.
Sementara itu Edi Rusdi Kamtono saat diwawancarai awak media ini mengatakan dirinya sangat mengapresiasi masyarakat yang berinisiasi membangun rumah adat budaya bugis dan majelis adat budaya bugis. Karena ini, menurutnya menunjukkan keragaman kota Pontianak hingga disini bisa menjadi pusat budaya bugis asli dan bisa menjadi tempat bersilaturahmi dan kegiatan- kegiatan lainnya.
Selain itu, lanjutnya, tentu juga jika ada tamu yang datang dari luar dan ingin merasakan kuliner khas bugis itu ada disini termasuk tari-tarian dan lain sebagainya.
Ia menambahkan, mengenai infrastruktur yang jelas untuk jalan dan drainase dapat tersaingi dan ini dibangun oleh masyarakat sendiri sebagai wujud kecintaan orang bugis yang ada di kota Pontianak untuk pembangunan negeri.
“Ini termasuk data destinasi wisata, jadi setiap bangunan yang khas apapun yang ada di kota Pontianak ini tidak hanya suku bugis, yang lain juga sama,kita jadikan satu destinasi,” pungkasnya.
(imas)
Discussion about this post