KALBAR.KABARDAERAH.COM, KETAPANG – Pengelolaan buah limbah sawit replanting di areal PT. Harapan Sawit Lestari (HSL) Cargill Group yang berada di Desa Asam Besar, Kecamatan Manis Mata, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, sempat ricuh diantara warga akibat saling klaim hak pengelolaan.
Beberapa jenis pekerjaan dalam pengelolaan buah limbah replanting ini diantaranya, pekerjaan penumbangan, cincang dan penimbunan pohon kelapa sawit yang menggunakan exavator diserahkan kepada kontraktor PT. KAM, sedangkan kelompok pekerja mengeluarkan buah dari dalam blok ke jalan diserahkan kepada kurang lebih 130 warga dari 5 dusun, yakni Dusun Gajah Desa Mekar Jaya, Dusun Belian Sunsang Desa Asam Besar, Dusun Asam Besar Desa Asam Besar, Dusun Bagan Kusik Desa Asam Besar dan Dusun Air Durian Desa Air Upas.
Kepala Desa Asam Besar, Robertus Mamang mengaku, mengatasi persoalan tersebut dirinya telah membentuk tim Pengawas sebanyak 84 personil yang selanjutnya disebut sebagai tim desa sebanyak 7 tim, yang mana dikatakannya 1 tim terdiri dari 12 personil direkrut dari unsur tokoh masyarakat dari desa sekitar kebun yang direplanting.
Sementara terkait terjadinya kisruh, Robertus Mamang mengungkapkan hal tersebut lantaran ketika itu dikoordinir oleh tim desa yang telah berjalan selama 2 bulan.
“Ketika itu pekerjaan berjalan lancar dan kondusif, namun sangat disayangkan sekitar 1 bulan yang lalu mulai terjadi saling klaim oleh sekelompok warga hingga nyaris bentrok diantara warga sehingga beberapa kelompok yang lain tidak dapat bekerja,” beber Robertus belum lama ini di kediamananya.
Lebih lanjut, Robertus menjelaskan bila pekerjaan berjalan sesuai dengan pengaturan yang telah disepakati sebelumnya program replanting ini dapat mendongkrak penghasilan tambahan kepada 200 lebih warga setiap harinya, dan sekaligus menambah pendapatan desa yang telah tertuang ke dalam Peraturan Desa (Perdes) Asam Besar, sebesar Rp.50 / kg produksi buah limbah replanting.
”Dengan adanya replanting ini, selaku kepala desa saya sangat berterima kasih kepada perusahaan PT. HSL Cargill atas kebijakannya memberikan peluang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memanfaatkan buah kelapa sawit yang direplanting agar berdayaguna bagi orang banyak dalam menambah pandapatannya,” imbuhnya.
Robertus berharap dirinya meminta kepada seluruh masyarakat yang turut andil dalam pengelolaan buah limbah replanting ini sebisa mungkin mampu memanfaatkan dengan sebaik-baaiknya, saling berbagi, tidak rebutan dan saling klaim.
“Bagai manapun juga kita ini masih keluarga semua,” sambungnya.
Sementara salah satu tokoh masyarakat Asam Besar sekaligus anggota tim desa yang dibentuk oleh Kepala Desa Asam Besar, Jaimidin menyampaikan keprihatinannya.
Menurutnya dengan adanya saling klaim oleh pihak tertentu, banyak keluhan warga tidak dapat lagi bekerja dengan baik seperti sebelumnya, baik dari harga pembelian buah kepada pekerja maupun kesempatan orang banyak untuk mencari rezeki karena masyarakat di beberapa dusun dan tim desa yang sudah ditata dengan baik sudah tidak dapat bekerja selama 1 bulan akibat dimonopoli sekelompok warga.
“Saya dan kawan-kawan lain yang tergabung didalam tim desa berupaya merintis sitem kerja seperti ini, dengan harapan semua masyarakat mendapat kesempatan yang sama dalam meningkatkan pendapatan di masa pandemi Covid-19 saat ini, namun sangat disayangkan ada pihak tertentu yang ingin mengkotak-kotakkan kelompok masyarakat dan merusak tatanan yang telah dibangun dengan baik dan pendapatan desa Rp 50 / kg pun tidak berjalan lagi,” sesalnya.
(ri)
Discussion about this post