KALBAR.KABARDAERAH.COM, KETAPANG – Bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Ketapang, Junaidi-Sahrani yang diusung empat partai, yakni Nasdem, PPP, PKS dan PKB yang tergabung di Koalisi Rakyat Bersatu (KRB) menggelar Konferensi Pers di Sekretariat KRB di Jalan R Suprapto, Senin (20/7/2020) sore.
Konferensi pers dilakukan guna menjawab banyaknya kabar miring di tengah masyarakat tentang pencalonan mereka di Pilkada Ketapang 2020.
Menurut Bakal Calon Bupati Ketapang, Junaidi pasca pernyataan dirinya maju di Pilkada, banyak isu negatif berkembang.
Isu tersebut sengaja dilontarkan oleh oknum tertentu lantaran ingin menjatuhkan popularitasnya.
Menurut dia, Isu-isu itu di antaranya calon ‘boneka’ dan sakit hati karena janji politik di Golkar.
Dia menegaskan, pencalonan dirinya sebagai Calon Bupati dikatakannya diambilnya atas dasar panggilan hati dan tekat yang bulat demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat, bukan sebagai calon boneka ataupun sakit hati.
“Soal maju di Pilkada melalui partai lain, saya tegaskan, saya bukan calon boneka atau calon yang sengaja dipasang. Buktinya saya bersama pak Sahrani mengorbankan kursi DPRD yang baru dijabat belum setahun,” tegas Junaidi.
“Saya tidak pernah sakit hati, justru berterima kasih kepada Golkar yang telah membesarkan nama saya,” tambahnya.
Dia menjelaskan, dirinya juga tidak pernah menggubris atas isu-isu pencalonan di Golkar.
“Meskipun saya sudah mendaftar di Golkar, tapi tidak mungkin Golkar mengusung dua calon Bupati,” bebernya.
Dia mengungkapkan, terkait pemantapan untuk maju di Pilkada telah melalui pertimbangan matang dan berdasarkan hasil survei. Sehingga dirinya optimis menang dalam kontestasi Pilkada Ketapang, termasuk melawan incumbent.
“Saya dan Pak Sahrani mencalonkan diri berdasarkan pertimbangan dan sudah melakukan survei. Hasil survei itu menunjukkan elektabilitas kami sangat memungkinkan menang. Kedepan kami juga punya strategi khusus yang tidak bisa disampaikan di sini,” ungkapnya.
Selain itu, dalam proses kampanye, pihaknya berkomitmen tidak akan melakukan kampanye hitam maupun politik uang demi meraih kemenangan.
Bahkan, dia menegaskan, seluruh tim di KRB ditekankan untuk tidak berbuat curang.
“Saya sudah komitmen dan memerintahkan tim maupun relawan agar saat kampanye tidak melakukan black campaign. Sebab, jika itu dilakukan, maka akan berbalik kepada kita. Biarkan orang-orang saja menjelekkan kita. Intinya kita fokus berkampanye sesuai visi dan misi,” paparnya.
Kemudian, mantan Wakil Ketua DPRD Ketapang ini juga mengajak seluruh masyarakat menggunakan hak pilih di Pilkada dalam rangka meningkatkan partisipasi pemilih.
Terlebih Pilkada, menurutnya sangat erat kaitannya dengan masyarakat, baik petani, nelayan maupun buruh.
“Partisipasi pemilih menjadi konsen kita. Kedepan kita harus sama-sama mengawal dan mengedukasi masyarakat agar menggunakan hak pilihnya. Terlepas pilihannya siapa, masyarakat tentu punya penilaian sendiri. Jadi mari sama-sama kita tingkatkan partisipasi pemilih, caranya datang ke TPS,” timbalnya.
Sementara itu, Bakal Calon Wakil Bupati, Sahrani menambahkan, tujuan dirinya maju mendampingi Junaidi adalah untuk memberikan manfaat bagi banyak orang. Serta komitmen menjadikan masyarakat mandiri, Ketapang hebat.
Ia menilai, di Ketapang saat ini masih banyak yang perlu diperbaiki dari berbagai sisi. Segala perbaikan tersebut, diakui dia sudah tertuang dalam visi dan misinya bersama Bakal Calon Bupati, Junaidi ketika terpilih nanti.
“Jadi, saya tegaskan kembali bahwa kami sangat serius maju di Pilkada ketapang. Dengan tujuan mewujudkan masyarakat mandiri, Ketapang hebat,” ujarnya.
Dia memaparkan, keseriusannya maju di Pilkada dibuktikan dengan pengorbanannya meninggalkan kursi DPRD tanpa betele-tela. Itu dilakukan guna memberi kepastian sekaligus menjawab keraguan, baik kepada partai koalisi maupun masyarakat Ketapang.
“Saya bisa saja mundur sampai batas syarat dari KPU. Tapi sebagai keseriusan, saya mundur lebih awal. Surat pengunduran diri sudah saya tandatangani 16 Juni 2020 kemarin,” papar Ketua DPC PPP Ketapang ini.
“Jadi, perlu saya tegaskan kembali bahwa kami bukan calon boneka atau suruhan. Terlalu murah jika pilihannya kami untuk dijadikan boneka dalam Pilkada 2020,” tegas Sahrani.
(agsh)
Discussion about this post