KALBAR.KABARDAERAH.COM, KETAPANG – Aliansi Jurnalis Ketapang (AJK) melakukan Audiensi ke PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Ketapang, Senin (13/1/2020).
Audiensi yang dilakukan AJK guna mempertanyakan kerap terjadinya pemadaman listrik bergilir yang dilakukan oleh PLN UP3 Ketapang.
“Beberapa bulan terakhir ini, kita nilai hampir tiap hari kerapa terjadi pemadaman listrik bergilir, hal ini tentunya merugikan konsumen, maka untuk mengetahuinya kita bersama rekan-rekan dari berbagai media mempertanyakan penyebab utama pemadaman listrik ini ke PLN,” kata ketua AJK, Theo Bernadhi.
Theo menambahkan, dalam audensi AJK juga mempertanyakan kehandalan pasokan suplay listrik khususnya di Kabupaten Ketapang.
“Selama inikan kita tidak pernah tahu berapa rilnya soal realisasi daya listrik, baik untuk kepentingan masyarakat (pelanggan), maupun pelaku usaha pengguna layanan PLN,” tegasnya.
Theo mengungkapkan, kalau selama ini sering terjadinya pemadaman bergilir disebabkan terjadinya defisit daya lantaran gangguan mesin, untuk itu ia mendorong agar pihak PLN UP3 melakukan langkah upaya penggatian mesin untuk meminimalisir pemadaman.
“Saya yakin masyarakat sependapat dengan langkah ini,” ucapnya.
Sementara itu Wilfrid Sahat P. Siregar Manager PLN UP3 Ketapang didampingi Manager Komunikasi PLN Area Kalbar, Hendra, mengaku terjadi pemadaman listrik bergilir selama ini dilakukan pihaknya lantaran terjadinya defisit daya, karena dari 12 mesin pembangkit listrik yang ada 4 diantaranya memasuki masa pemeliharaan.
Lebih lanjut Wilfrid menjelaskan, karena adanya pemeliharaan unit mesin, kini PLN hanya mampu mengsuplay berkisar 24.000 dari yang seharusnya 28.600 Kw.
“Berarti devisit nya 4.600 kw, belum lagi ada ganguan-gangguan diakibatkan binatang, terkelupasnya kabel menyentuh ketanah di Penyulang, sehingga mengakibatkan terjadi pemadaman menyeluruh ke pelanggan,” ungkapnya.
Sementara itu Hendra Fattah mengatakan tehadap kendala kelistrikan di Kabupaten Ketapang, menurutnya pihak UP3 Ketapang tentunya sudah bekerja keras dengan tidak berpangku tangan.
“Masalah listrik ini tentunya kita berharap ke masyarakat juga ikut menjaga, saya yakin tanpa peran serta masyarakat juga PLN tidak ada apa-apanya,” tuturnya.
Sementara ditambahkan Wilfrid dirinya optimis kurangnya terjadi pemadaman bergilir apabila mesin pembangkit listrik yang berada di daerah Tembilok berkekuatan 12.000 Kw beroperasi.
“Mesin pembangkit tersebut kini dalam tahapan uji coba, dan kalau memungkinkan pertengahan Januari 2020 ini sudah bisa dioperasikan,” terangnya.
(agsh)
Discussion about this post