KALBAR.KABARDAERAH.COM, KETAPANG – Bupati Ketapang, Martin Rantan beserta Forkopimda melakukan peninjauan langsung lokasi kebakaran hutan dan lahan di Desa Sungai Pelang Kecamatan Matan Hilir Selatan, Selasa (27/8/2019).
Usai monotoring dan melakukan evaluasi tersebut, Pemda akan melakukan beberapa kajian penanggulangan pascakebakaran.
“Pemda melalui Beppeda dan Litbang akan membuat telaah bagaimana mengantisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan, tindakan penanganan ketika terjadi kebakaran dan penanganan setelah kebakaran. Dampak dari kebakaran ini merugikan banyak pihak,” kata Martin di sela-sela monitoring lokasi kebakaran lahan di Desa Sungai Pelang.
Martin mengungkapkan, salah satu langkah yang akan dilakukan kedepannya adalah membuat pos satuan satgas di daerah Pelang.
Karena, menurutnya sampai saat ini belum ada pos tetap untuk satgas karhutla. Selain itu Pemda juga akan mendorong perusahaan untuk membuat embung di dalam kawasan.
“Karena saat terjadi kebakaran, meski ada helikopter tapi tidak ada air, maka percuma saja. Oleh karena itu, embung itu penting,” ucapnya.
Terkait kebakaran yang terjadi di kawasan perusahaan, Martin mengakau akan memberikan teguran kepada pihak perusahaan.
Hal ini agar kedepannya perusahaan menyiapkan diri mengantisipasi terjadinya karhutla di internal perusahaan.
“Tujuannya agar tidak kecolongan dan kebakaran seperti ini. Kalau seperti ini, kasihan juga perusahaan lahannya hangus terbakar,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut Martin mengimbau kepada semua pihak, khususnya yang menggunakan lahan untuk berusaha, agar jangan membakar lahan, terutama di musim kemarau.
“Kita juga meminta kepada aparat keamanan untuk memberikan sanksi atau proses hukum bagi siapa saja yang sengaja membakar lahan. Kepala desa dan camat untuk selalu memberikan dorongan agar tidak membakar lahan,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Manggala Agni Daops Ketapang, Rudi Windra Darisman, mengaku, jika kebakaran di tahun ini cukup besar.
Ada beberapa lokasi yang mengalami kebakaran yang cukup parah disebutkannya ada empat lokasi yang mengalami kebakaran hebat diantaranya di Kecamatan Matan Hilir Selatan, Matan Hilir Utara, Muara Pawan dan Kecamatan Kendawangan.
“Paling parah itu di Matan Hilir Utara dan Matan Hilir Selatan, termasuk di Sungai Pelang ini,” ungkap Rudi.
Dia menjelaskan, luasan lahan yang terbakar khususnya di Sungai Pelang, mencapai 202,7 hektare. Areal yang sudah dipadamkan 47 hektare. Sementara untuk seluruh Ketapang, lahan yang terbakar mencapai sekitar 900 hektare.
“Kebakaran banyak terjadi di lahan gambut. Ada sekitar 600 hektare lahan gambut yang terbakar,” terangnya.
Rudi mengungkapkan, kebakaran di kawasan Pelang terjadi sejak 13 Agustus lalu. Hingga saat ini petugas masih berjibaku memadamkan api di lokasi tersebut.
Sebanyak 280 personil dikerahkan untuk memadamkan api. Sebanyak 12 unit mobil pemadam, 30 unit pompa, tiga unit helikopeter pengebom air dan satu unit helikopter pemantau dikerahkan.
“Sampai saat ini sudah 12 hari pemadaman. Kendala kita di lapangan itu sumber air yang tidak bisa diakses menggunakan jalur darat. Jika tidak bisa dipadamkan menggunakan mobil, maka pemadaman dilakukan dengan menggunakan helikopter,” katanya.
Menurut Rudi, kebakaran hebat yang terjadi di Ketapang, hampir semuanya sengaja dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Bahkan, dia menyebutkan jika ada pihak-pihak yang melakukan sabotase.
“Rata-rata kebakaran yang terjadi ini memang sengaja dibakar. Dari hasil Pulbaket dari teman-teman, memang faktor kesengajaan. Kemungkinan besar memang disabotase. Cuma sampai saat ini masih didalami oleh polisi,” bebernya.
(agsh)
Post Views: 194
Discussion about this post