“Pertama kunjungan ini adalah untuk bersilaturahmi dengan pasien. Seperti yang diberitakan di media massa,” ujar Suhardi, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sekadau, usai mengunjungi kediaman Dan.
Dani yang baru berusia 22 tahun, mengalami sakit jantung sejak 2 tahun belakangan. Sehari-hari, orang tua Dani bekerja sebagai penjual pentol kuah keliling. Penghasilannya pun tak menentu.
Suhardi mengungkapkan, orang tua Dani bekerja sebagai penjual pentol kuah. Memang kondisinya cukup memprihatinkan.
Pemerintah daerah, kata Suhardi, tidak akan tinggal diam terhadap kondisi tersebut. Apalagi, hal itu sesuai dengan program pemerintah daerah dalam membantu masyarakat tidak mampu.
“Kami akan ubah jaminan kesehatan (BPJS) mandiri ke jaminan kesehatan daerah. Mungkin ini langkah awal yang akan dilakukan,” ucapnya.
Suhardi mengatakan, hal ini merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah daerah kepada masyarakat yang ada di Kabupaten Sekadau. Suhardi mengatakan, untuk membantu meringankan keluarga Dani perlu perhatian dan kepedulian seluruh unsur masyarakat.
“Bukan hanya pemerintah daerah saja. Perlu kepedulian kita semua, terutama dunia usaha, masyarakat yang peduli terhadap saudara-saudara kita yang membutuhkan,” kata dia.
Terlebih dengan kondisi Dani yang mengalami sakit jantung dan harus dioperasi ke Jakarta. Untuk itu, Suhardi mengimbau seluruh masyarakat Kabupaten Sekadau bisa menjadi donatur bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Meskipun sedikit, tapi bisa bermanfaat bagi yang membutuhkan. Kami dari Dinas Sosial, PPPA membantu sesuai kemampuan, sesuai tupoksi kami,” pungkasnya.
Discussion about this post