KALBAR.KABARDAERAH.COM, KETAPANG – Bupati Ketapang Martin Rantan, SH, M. Sos, beserta jajaran SOPD melakukan kunjungan kerja beberapa Kecamatan dan desa-desa.
Hal itu ia lakukan dalam rangka menyampaikan 50 Indikator desa mandiri.
“Sudah hampir separuh di Kabupaten Ketapang ini desa-desanya saya kunjungi, bermula dari Kecamatan Pemahan, Sungai Melayu Rayak, Tumbang Titi, dan Jelai Hulu,” kata Martin Rantan saat memberikan sambutan pada pertemuan dengan masyarakat di lapangan sepak bola Dusun Karangan, Desa Runjai Jaya, Kecamatan Marau, Sabtu (9/3/2019).
Menurutnya kunjungan kerja sosialisasi desa mandiri sudah hampir lebih separuh dari total 253 desa yang ada di Kabupaten Ketapang yang ia kunjungi.
“Dalam rangka sosialisasi percepatan terbentuknya desa mandiri di Kabupaten Ketapang, terdiri dari 253 desa, 9 kelurahan, dan 20 kecamatan,” tuturnya.
Bupati Ketapang menjelaskan, dirinya beserta seluruh kepala SKPD sengaja menggunakan sistem jemput bola, dengan alasan karena saat diundang seluruh kepala desa, yang berjumlah 253 dese tidak pernah 100 persen datang ke Ketapang.
“Seperti kemarin saya di Manis Mata karena ada banjir juga ada beberapa kepala desa yang kumpul di Air Berkakas juga tidak hadir, apalagi ke ketapang, termasuk tadi kepala Desa Runggai Jaya ini mengakui tidak bisa hadir karena persoalan komunikasi,” ungkap Martin Rantan.
Selanjut, ia juga menyampaikan sebelumnya pada 15 Januari yang lalu bertempat di Pendopo Bupati Ketapang telah menadapat arahan dari Kapolda Kalbar dan Panglima TNI hasil rapat dengan Gubernur Kalbar terkait dengan data di Provinsi Kalimantan Barat ini.
Dimana dalam penyampaian itu, menurutnya ada 2.031 desa, tetapi desa mandirinya di Kalbar ini baru hanya ada 1 desa, yaitu Desa Sutra, Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara.
Sementara di Kabupaten Ketapang, lanjutnya yang terdiri dari 253 desa dengan desa sangat tertinggal itu ada 88 desa, dan sesudah itu desa tertinggal ada 103 desa, dengan desa berkembang ada 53 desa, serta desa maju baru ada 9 desa.
“Kita tidak punya satupun desa mandiri di Kabupaten Ketapang ini, inilah yang mendasari saya beserta seluruh jajaran turun kelapangan karena kalau kepala desa di panggil pasti masih saja ada yang tidak bisa datang,” tegas Martin Rantan.
Sementara hasil pendataan yang telah lalu dimana Keputusan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Desa Runjai jaya yang dikunjungi termasuk desa tertinggal, tetapi setelah melihat kondisi di lapangan menurut Bupati status Desa Rinjai Jaya harusnya desa sangat tertinggal.
“Desa Runggai Jaya dan Desa Bantarsari di sana itu desa tertinggal, di sini desa sangat tertinggal, di sana tidak ada listrik dan juga tidak ada sinyal, kenapa di sana sangat tertinggal ini, tidak benar,” tegasnya.
Ia juga mencontohkan Kecamatan Tumbang titi, ada desa yang sudah masuk listrik juga sudah masuk sinyal, seperti Desa Kalimas Baru, di sini dibilang desa sangat tertinggal tetapi ada juga ditempat lain yang tidak ada sinyal tapi dibilang desa berkembang atau desa tertinggal.
Ia berharap para kepala desa setelah ini melakukan rapat ditingkat desa, yang melibatkan seluruh aparatur desa, seperti anggota BPD, PKK, dan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama, dan juga pendamping desa.
“Supaya dengan 50 indikator desa mandiri ini diisi, mana yang sudah ada di desanya dan mana yang belum juga disampaikan termasuk masalah sinyal, masalah listrik dan sebagainya dan juga banyak hal dari 50 indikator,” pinta Bupati.
Ia mengintruksikan setelah selesai rapat di tingkat desa hasilnya disampaikan kepada camat, kemudian camat mengumpulkan seluruh desa yang ada di Marau ini selanjutnya menyampaikan laporan kepada Bupati melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintahan Desa.
Dan untuk selanjutnya, sambung Bupati sesuai jadwal tadi membuat penyampaian laporan kepada Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk bisa melakukan perubahan data-data terkait status desa tertinggal.
(agsh/adv)
Post Views: 216
Discussion about this post