KETAPANG, KALBAR.KABAR DAERAH.COM – Berdirinya sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Untuk Nelayan (SPBN) harusnya bisa meningkatkan kesejahtraan nelayan setempat dalam mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya jenis Solar. Namun apa jadinya, walau sebuah SPBN di bangun malah kebalikan yang didapatkan oleh nelayan setempat.
Seperti yang dikeluhkan Sarfendi satu diantara nelayan yang mewakili para nelayan Desa Tempurukan, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, yang mengeluhkan keberadaan SPBN milik PT. Mulya Mandiri Abadi di Desanya.
“Sudah sekitar beberapa tahun belakangan ini, SPBN di desa kita, terkesan enggan melayani masyarakat nelayan kami, padahal di bangunnya SPBN itukan semula bertujuan mengutamakan kepentingan para nelayan ini malah terkesan tidak sama sekali. Ada apa dengan para oknum petugas di SPBN tersebut,” tanya, Sarfendi, heran di Ketapang, Jum’at, (29/12/2012).
Lebih lanjut dia mengatakan, selain kurang melayani para nelayan, harga jual perliter solar dari SPBN tersebut keadaannya sedikit lebih tinggi dari harga normal di SPBN pada umumnya. Dimana perliternya 5.750 rupiah. “Sedangkan harga normal pada umumnya setahu saya 5.150 rupiah,” tukasnya.
Ia menambahakan, mengenai selisih sedikit tingginya harga solar dan kurannya mendapat pelayanan terhadap nelayan. Dirinya beserta nelayan lain sudah sering mempertanyakan kepihak SPBN itu, namun hanya mendapat jawaban semua ada aturannya. Dan jika ingin nelayan mendapatkan BBM, motor-motor air mereka harus bisa stand by di stegher dekat SPBN tersebut untuk pengisian pada tangki mesin standar yang hanya 5 sampai 10 liter.
“Mereka kan bukanya tidak selalu 24 jam bagai mana motor air kami bisa selalu stand by di stegher. Sementara kami harus pergi melaut dari subuh, pulangnya malam,” ketusnya.
“Jadi percuma saja walaupun awalnya di bangun dan terbitnya perizinan SPBN itu atas nama nelayan, tapi kalau harganya tidak normal dan susah kami dapatkan, lebih baik kami membeli Solar diluar SPBN meski harganya cukup tinggi namun mudah didapat,” keluh, Sarfendi.
Selanjutnya, dia juga mengatakan, di SPBN tersebut BBM juga dijual bebas. Karena tampak tiap harinya sering terlihat keluar masuk kendaraan roda empat yang membawa drum.
Dia berharap, pihak instansi yang berwewenang dapat segera menindak lanjuti atas kekeluhan para nelayan selama ini terhadap keberadaan SPBN di Desanya.
(AgsH)
Discussion about this post