KETAPANG, KALBAR.KABAR DAERAH.COM – Guna menangkal paham Radikalisme Pondok Pesantren Mambul Khairat beserta Ikatan Alumni Sosiologi Untan menggelar kegiatan Deradikalisasi di Aula Pondok Pesantren Mambul Khairat, di Jalan Wolter Mongonsidi, Kelurahan Kauman, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Minggu, (17/12/2017).
Kegiatan itu turut dihadiri, KBO Satuan Binmas Polres Ketapang, Ipda Drajat, Presiden Asean Muslim Student Asociation, Safwan Noor dan Ketua Ikatan Alumni Sosiologi Untan, Jamaluddin, serta sekitar 100 orang.
Dalam kesempatan tersebut, Ipda Sudrajad menyampaikan, saat ini yang terjadi adalah banyak anak muda yang dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk menjadikan Indonesia terancam seperti yang terjadi di Timur Tengah.
“Dengan semakin menipisnya sumber energi seperti peristiwa yang terjadi di timur tengah karena bermuara pada hal tersebut. Saat ini pula banyak sekali berita Hoax yang merupakan salah satu cara penyebaran paham radikal, dan hal tersebut langsung diterima begitu saja,” katanya.
Padahal menurutnya, berita Hoax itu merupakan unsur kesengajaan dibuat untuk memperkeruh situasi.
Dia juga menambahkan, selain permasalahan bahaya radikalisme yang mengancam. Dirinya juga mengingatkan agar masyarakat juga selalu waspada terhadap bahaya Narkoba di Kabupaten Ketapang ini, dikarenakan saat ini pula transportasi sudah semakin baik untuk masuk ke Ketapang.
Sementara itu, Safwan Noor dalam penyampiannya memberi pandangan terhadap Radikalisme. Dimana menurutnya itu merupakan cara dari individu dari seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan dengan cara ekstrim.
“Salah satu contoh radikalisme adalah Ahmad Musyafik yang merupakan pimpinan gerakan fajar nusantara yang mengaku sebagai Nabi. Banyak pengikut dari paham radikalisme yang berpendidikan tinggi yang sangat mudah dimasukan paham tersebut,” ungkapnya.
Dia menuturkan, Peran santri di Indonesia sangat tidak diragukan dengan gerakan islam, hal ini yang selalu dijaga agar tidak melenceng dari Pancasila dan peran muslim di Indonesia dalam merawat kebangsaan adalah hal penting, di pesantren yang merupakan tempat pendidikan agama yang baik untuk menangkal paham radikalisme.
“Semua Agama, Suku, Ras, Berpotensi Melakukan tindakan penangkalan radikalisme tanpa melekatkan pada satu agama atau pun satu kelompok saja,” tegasnya.
Dia juga menegaskan, Islam memandang radikalisme tidak sesuai dengan ajaran, khususnya Indonesia yang menganut islam moderat, dengan masyarakat multikultural, bahwa paham ini tidak senafas dengan Islam toleransi di Indonesia.
“Pondok Pesantren merupakan pintu gerbang dalam pembentukan akhlaq santriwan/santriwati, dalam menanamkan ajaran-ajaran islam secara utuh dalam rangka memperkuat karakter dan mentalitas ideologis dalam upaya menangkal paham radikalisme untuk menciptakan Islam Rahmatan Lil Alamin,” himbaunya.
Menurutnya, saat ini Indonesia sedang menghadapi perang asimetris, karena cadangan SDE dan SDA Indonesia yang sangat strategis, dan menjadi perebutan negara-negara adikuasa. Maka radikalisme dan terorisme merupakan cara yang efektif dalam memecah belah elemen bangsa untuk memperlemah kondisi suatu negara, agar mempermudah penguasaan SDA dan SDE.
Discussion about this post